Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Selamatan Tujuh Bulanan (Tingkeban)

Selamatan Tujuh Bulan / Tingkeban Mufijatul Hasanah/ 12010028 Islam Budaya Lokal/ M. Sidqi, M. Hum Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran A. Pendahuluan Proses terjadinya manusia merupakan peristiwa yang sangat menakjubkan, sebagai tanda keagungan Sang Pencipta. Berwujud dari benda yang tak bernilai /sperma secara bertahap berubah hingga akhirnya sempurna dan lengkap dengan anggota badan yang tersusun rapi dan rumit, bahkan dilengkapi dengan akal pikiran, budi pekerti dan perasaan. Ajaran Islam bisa dinyatakan telah kuat jika sudah mentradisi ditengah masyarakat muslim, sehingga tradisi menjadi sangat menentukan dalam keberlangsungan ajaran disaat tradisi itu telah menyatu dengan ajaran, karena tradisi merupakan darah daging dalam tubuh masyarakat, sementara mengubahnya adalah sesuatu yang sangat sulit, maka sangatlah bijaksana ketika tradisi tidak diposisikan berhadapan dengan ajaran, tetapi sebagai pintu masuk suatu ajaran. Dalam makalah ini sekilas dibahas tentang

tradisi kupatan (lomban) di Jepara

Tradisi Kupatan (Lomban) di Jepara Oleh: Awwalatur Rohmaniyyah (12010007) Program Studi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran Pendahuluan             Setiap tradisi yang mampu bertahan lama, pastilah melalui proses evolusi kebudayaan yang panjang dan memiliki kesamaan akan historis. Evolusi yang diikuti akulturasi itu, pada akhirnya menimbulkan keselarasan dan kecocokan dengan masyarakat penganutnya. Begitu halnya dengan tradisi kupatan atau lomban di Jepara. [1] Jepara sebagai kota yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan selain sebagai pengrajin seni ukir (mebel) juga mempunyai satu tradisi warisan leluhur yang masih disakralkan hingga kini yaitu Tradisi Syawalan( kupatan) atau biasa disebut Pesta Lomban.  Masyarakat Jepara menganggap Pesta Lomban menjadi sebuah upacara ritual tahunan yang sakral dan memberikan kekuatan spiritual yang kuat bagi para nelayan untuk kembali melaut mencari nafkah dan merupakan ritual penolak ba

TRADISI JANENGAN DI KEBUMEN

Tradisi Janengan di Kebumen Oleh: Syamsul Arifin             NIM: 12010040 Mata kuliah: Islam dan Budaya Lokal Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran (STAISPA) Pendahuluan Islam sebagai sebuah tradisi yang berinteraksi dengan tradisi lain seringkali menciptakan tradisi baru. Sebuah tradisi hasil hibridasi antara Islam di satu sisi dan tradisi lokal pada sisi yang lain. Pada masyarakat Jawa hasil hibridasi ini kemudian dikenal dengan Islam-Jawa yang merupakanbentukan dari akulturasi dengan kebudayaan lokal. Kenyataan ini semakin memperkokoh pandangan bahwa Islam tidaklah hanya berupa sekumpulan doktrin. Melainkan juga, Islam dihayati dan diamalkan oleh para pemeluknya menjadi sebuah realitas kebudayaan. Dengan begitu, akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal adalah bagian dari sekian banyak ekspresi Islam sebagai pandangan hidup dan sumber inspirasi bagi tindakan para Pemeluknya.             Salah satu realitas budaya yang dihasilkan dari kehidupan